STRUKTUR & ORGANEL SEL HEWAN & TUMBUHAN
Sel adalah unit
struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Dari kupu-kupu hingga
kanguru, dari pohon kelapa hingga cemara semua tersusun atas sel. Makhluk hidup
ada yang tersusun dari satu sel saja, disebut organisme uniseluler, dan ada
makhluk hidup yang tersusun lebih dari satu sel, disebut organisme multiseluler.Sel
meskipun memiliki ukuran sangat kecil, sel tergolong luar biasa. Kenapa? Sel
bagai sebuah pabrik yang senantiasa bekerja agar kehidupan terus berlangsung.
Ada bagian sel yang berfungsi menghasilkan energi, ada yang bertanggung jawab
terhadap perbanyakan sel, dan ada bagian yang menyeleksi lalu lintas zat masuk
dan keluar sel.
Dengan mempelajari
komponen sel, kita akan dapat memahami fungsi sel bagi kehidupan.
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (yang hidup pada 1635-1703). Hooke (pada tahun 1665) mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari bahasa Latin yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang ditemukannya itu.
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (yang hidup pada 1635-1703). Hooke (pada tahun 1665) mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari bahasa Latin yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang ditemukannya itu.
SEJARAH PENEMUAN SEL
Sel adalah unit
terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuh-tumbuhan maupun hewan.
Sel terdiri atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh suatu membran
atau selaput sel.
Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalandengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke tujuh belas. Sehingga mikroskop sejak awal tidak dapat dipisahkan dengan sejarah penemuan sel, yang dijelaskan sebagai berikut:
Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalandengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke tujuh belas. Sehingga mikroskop sejak awal tidak dapat dipisahkan dengan sejarah penemuan sel, yang dijelaskan sebagai berikut:
• Galileo Galilei
(Awal Abad 17) dengan alat dua lensa menggambarkan struktur tipis dari mata
serangga. Gallei sebenarnya bukan seorang biologiwan pertama yang mencatat
hasil pengamatan biologi melalui mikroskop.
• Robert Hook
(1635-1703) melihat gambaran satu sayatan tipis gabus suatu kompertemen atau
ruang-ruang disebut dengan nama Latin cellulae (ruangan kecil), asal mula nama
sel.
• Anton van
Leeuwenhoek (24 Oktober 1632 – 26 Agustus 1723), menggunakan lensa-lensa untk
melihat beragam spermatozoa, bakteri dan protista.
• Robert Brown
(1733-1858) pada tahun 1`820 merancang lensa yang dapat lebih fokus untuk
mengamati sel. Titik buram yang selalu ada pada sel telur, sel polen, sel dari
jaringan anggrek yang sedang tumbuh. Titik buram disebut sebagai nukleus.
• Matias Jacob
Schleiden pada tahun 1838 berpendapat bahwa ada hubungan yang erat antara
nukleus dan perkembangan sel.
• Teodor Schwan
(1810-18830): Sel adalah bagian dari organisme
TEORI SEL
Sel ialah satu unit
kehidupan. Semua benda hidup baik hewan atau tumbuhan disusun oleh sel. Sel-sel
ini berkumpul dan bergabung dengan adanya bahan antara sel diantaranya untuk
membentuk jaringan seperti otot, tulang rawan dan saraf.
Dalam keadaan
tertentu beberapa jaringan bergabung dan membina organ seperti kelenjar,
pembuluh darah, kulit dal lain-lain.
Di alam ini kita
dapat membagi sel ke dalam dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik. Istilah prokariotik, dibangun dari kata pro dan karyon. Pro,
artinya sebelum dan kryon, artinya inti. Jadi sel prokariotiiik artiya ”sebelum
inti”.
Ini mengandung
pengertian bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan memiliki materi
genetik yang tersebar di dalam sitplasmanya. Eukariot dibangun dari kata Eu da
Karyon.
Eu, berarti sungguh
dan karyon berarti inti. Jadi sel eukariotik adalah sel-sel yang telah memiliki
inti sel, atau sel yang memiliki materi inti yang terorganisasi dalam suatu
selaput, sehingga inti selnya tampak jelas (Sumardi dan Marianti, 2007).
Telah diketahui
bahwa semua organisme hidup di bumi sekarang berasal dari sel tunggal yang
lahir 3.500 berjuta-juta tahun yang lalu. Sel purba ini digambarkan dengan
suatu selaput di sebelah luar, salah satu peristiwa yang rumit yang memimpin
penetapan hidup di atas bumi.
Molekul organik
sederhana tersebut mungkin telah diproduksi dalam kondisi-kondisi yang
memungkinkannya hidup dan lestari di bumi dalam status awal hidpunya (kira-kira
selama milyaran tahun pertamanya).
• Sel Prokariot
Yang termasuk di
dalam golongan sel-sel prokariotik adalah bakteri dan ganggang hijau-biru atau
Cyanobacteria.
Pada bakteri bagian
dalam membran plasma terdapat sitoplasma, ribosom dan nukleoid. Sitoplasma
dapat mengandung vakuola, vesikel (vakuola kecil) dan menyimpa cadangan gula
komplek atau bahan-bahan organik. Ribosom terdapat bebas di dalam sitoplasma
dan tempat terjadinya sintesis protein.
• Sel Eukariot
Sel-sel eukariotik
memiliki struktur yang lebh maju dari pada sel-sel prokariotik. Sel pada
umumnya terlihat sebagai massa yang jenih dengan bentuk yang tidak teratur,
dibatasi oleh sutu selaput dan ditengah-tengahnya tedapat bangunan yang lebih
pucat yang bentuknya bulat, disebut nnukleus atau inti sel.
Jadi secara umum sel
itu dibina oleh selaput atau membran sel, plasma sel, dan inti sel. Di bawah
dapat dilihat struktur sel eukariotik (sel hewan dan sel tumbuhan).
Selaput Plasma
(Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari
senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa
Protein).Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein – Lipid – Protein Þ Trilaminer Layer
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
A. Dinding Sel
Sel tumbuhan dipisahkan oleh dinding sel yang transparan.Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Sel tumbuhan dipisahkan oleh dinding sel yang transparan.Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel
menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan.
Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat
memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan
fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
Dinding sel terbuat
dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan,
dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin,
selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting).
Pada bakteri,
peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding
sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari
glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).
B. VakuolaVakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel.
Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel.
Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimi
C. Plastida
Plastida adalah organel pada sel tumbuhan (dalam arti luas, Viridoplantae). Organel ini paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum, kloroplas, sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pada kenyataannya, plastida dikenal dalam berbagai bentuk:
• proplastida, bentuk belum “dewasa”
• leukoplas, bentuk dewasa tanpa mengandung pigmen, ditemukan terutama di akar
• kloroplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen klorofil, ditemukan pada daun, bunga, dan bagian-bagian berwarna hijau lainnya
• kromoplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen karotena, ditemukan terutama pada bunga dan bagian lain berwarna jingga
• amiloplas, bentuk semi-aktif yang mengandung butir-butir tepung, ditemukan pada bagian tumbuhan yang menyimpan cadangan energi dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan batang (umbi) serta biji.
• elaioplas, bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak pada beberapa jaringan penyimpan minyak, seperti endospermium (pada biji)
• etioplas, bentuk semi-aktif yang merupakan bentuk adaptasi kloroplas terhadap lingkungan kurang cahaya; etioplas dapat segera aktif dengan membentuk klorofil hanya dalam beberapa jam, begitu mendapat cukup pencahayaan.
Plastida adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-hari sel.
Secara evolusi plastida dianggap sebagai prokariota yang bersimbiosis ke dalam sel eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya. Teori endosimbiosis ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun introduksi plastida dianggap terjadi lebih kemudian.
D. Kloroplas
Kloroplas atau
Chloroplast adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas
berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas
terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila
ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastid. Pada tumbuhan
tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang
lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan
posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya.
Pada ganggang,
bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali
disertai pirenoid.
Kloroplas matang
pada beberapa ganggang , biofita dan likopoda dapat memperbanyak diri dengan
pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan
proplastid di daerah meristem.
Secara khas
kloroplas dewasa mencakup dua membran luar yang menyalkuti stroma homogen, di
sinilah berlangsung reaksi-reaksi fase gelap. Dalam stroma tertanam sejumlah
grana, masing-masing terdiri atas setumpuk tilakoid yang berupa gelembung
bermembran, pipih dan diskoid (seperti cakram). Membran tilakoid menyimpan
pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem transpor elektron yang terlibat dalam
fase fotosintesis yang bergantung pada cahaya. Grana biasanya terkait dengan
lamela intergrana yang bebas pigmen.
Prokariota yang
berfotosintesis tidak mempunyai kloroplas, tilakoid yang banyak itu terletak
bebas dalam sitoplasma dan memiliki susunan yang beragam dengan bentuk yang
beragam pula. Kloroplas mengandung DNA lingkar dan mesin sistesis protein,
termasuk ribosom dari tipe prokariotik.
Struktur Kloroplas
Kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian amplop dan bagian
dalam.Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran luar yang bersifat sangat
permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta merupakan tempat protein
transpor melekat, dan ruang antar membran yang terletak di antara membran luar
dan membran dalam.
Bagian dalam
kloroplas mengandung DNA , RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya reaksi
gelap), dan granum. Granum terdiri atas membran tilakoid (tempat terjadinya
reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang di antara membran tilakoid). Pada
tanaman C3, kloroplas terletak pada sel mesofil. Contoh tanaman C3 adalah padi
(Oryza sativa), gandum (Triticum aestivum), kacang kedelai (Glycine max), dan
kentang (Solanum tuberosum). Pada tanaman C4, kloroplas terletak pada sel
mesofil dan bundle sheath cell. Contoh tanaman C4 adalah jagung (Zea mays) dan
tebu (Saccharum officinarum).
Genom Kloroplas
Kloroplas pada tanaman tingkat tinggi merupakan evolusi dari bakteri
fotosintetik menjadi organel sel tanaman. Genom kloroplas terdiri dari 121 024
pasang nukleotida serta mempunyai inverted repeats (2 kopi) yang mengandung
gen-gen rRNA (16S dan 23S rRNAs) untuk pembentukan ribosom.
Genom kloroplas
mempunyai subunit yang besar yaitu penyandi ribulosa biphosphate carboxylase.
Protein yang terlibat di dalam kloroplas sebanyak 60 protein. 2/3nya
diekspresikan oleh gen yang terdapat di inti sel sementara 1/3nya diekspresikan
dari genom kloroplas.
E. Nukleus
Nukleus ini umumnya
paling mencolok pada sel eukariotik. Rata-rata diameternya 5 µm. Nukleus
memiliki membran yang menyelubunginya yang disebut membran atau selubung inti.
Membran ini memisahkan isi nukleus dengan sitoplasma.
Membran atau
selubung inti merupakan membran ganda. Kedua selubung ini masing-masing
merupakan bilayer lipid dengan protein yang terkait. Membran ini dilubangi oleh
beberapa pori yang berdiameter sekitar 100 nm. Pada bibir setiap pori membran
dalam dan membran luar selubung nukleus menyatu. Pori-pori ini memungkinkan
hubungan antara nukleoplasma (cairan inti) dengan sitoplasma (cairan sel).
Selain pori, sisi
dalam selubung ini dilapisi lamina nukleus dengan susunan mirip jaring yang
terdiri dari filamen protein yang mempertahankan bentuk nukleus.Di dalam
nukleus terdapat:
(1). Nukleolus (anak
inti), berfungsi mensintesis berbagai macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang
digunakan dalam perakitan ribosom. Molekul RNA yang disintesis dilewatkan
melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung membentuk
ribosom. Nukleolus berentuk seperti bola, dan memalui mikroskop elektron
nukleolus ini tampak sebagai suatu massa yang terdiri dari butiran dan serabut
berwarna pekat yang menempel pada bagian kromatin.
(2). Nukleoplasma
(cairan inti) merupakan zat yang tersusun dari protein.
(3). Butiran
kromatin, yang terdapat di dalam nukleoplasma. Tampak jelas pada saat sel tidak
membelah. Pada saat sel membelah butiran kromatin menebal menjadi struktur
seperti benang yang disebut kromosom. Kromosom mengandung DNA (asam
dioksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui
sintesis protein.Secara umum, Nukleus bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi
di sitoplasma. DNA yang terdapat di dalam kromosom merupakan cetak biru bagi
pembentukan berbagai protein (terutama enzim). Enzim diperlukan dalam
menjalankan berbagai fungsi di sitoplasma.
F. Retikulum
Endoplasma
Retikulum Endoplasma
(RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat ditemukan pada semua
sel eukariotik.Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas
sistem membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang
disebut sitosol atau cytosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas
ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm
(nanometer, 10-9 meter). Membran ini berhubungan langsung dengan selimut
nukleus atau nuclear envelope.Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu,
terdapat ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses
pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum
Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan daripada Retikulum
Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein tersebut ke
bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel
dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein
tersebut adalah enzim dan hormon.
Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.Ada tiga jenis retikulum endoplasma:RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.RE halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, trmasuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun”RE berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri”.
Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA. Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life, 1984).jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma.
Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.Ada tiga jenis retikulum endoplasma:RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.RE halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, trmasuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun”RE berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri”.
Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA. Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life, 1984).jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma.
Fungsi Retikulum
Endoplasma
Menjadi tempat
penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari RE
dan menuju ke sitosol
• Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.(RE kasar)
• Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati(RE kasar dan RE halus)
• Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
• Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus)
• Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.(RE kasar)
• Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati(RE kasar dan RE halus)
• Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
• Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus)
G. Ribosom
Ribosom ialah
organel kecil dan padat dalam selyang berfungsi sebagai tempat sintesis
protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom
(rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel
ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein)
menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di dalam
sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum
endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
H. Sentriol
Sentriol merupakan
organel tak bermembran yang hanya ditemukan pada sel hewan. Organel ini
berukuran kecil , jumlahnya sepasang dan letaknya dekat membrane inti dalam
posisi tegak lurus antar keduanya. Organel ini akan memisah satu sama lain
untuk membentuk gelendong pembelahan pada saat terjadi pembelahan sel. Sentorom
merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang
terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak
ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan
interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom,
kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan
G1 dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian
dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti
akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan tahapan ketika sentriol
anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah fase M dimana
sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan mikrotubula
yang tersusun atas benang-benang spindel.I. Badan Golgi
Badan Golgi (disebut
juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang
dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel
eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi
ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi,
sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada
tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
beberapa fungsi badan golgi antara lain :
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
beberapa fungsi badan golgi antara lain :
1. Membentuk kantung
(vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil
tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran
plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang
dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding
sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah
dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah
dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk
memodifikasi protein
6. Untuk menyortir
dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk
lisosom
J. Lisosom
Lisosom adalah
organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang
berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom
ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel
eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam
seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun
sulfatase.
Semua enzim tersebut
aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan
autofagi.
EndositosisEndositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal.
EndositosisEndositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal.
Beberapa materi
tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang
tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu
pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6.
Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan
membentuk lisosom.
AutofagiProses
autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti
organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma
kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom
berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom
(atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu
menjadi katak, dan embrio manusia.
Fagositosis
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
Fagositosis
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
K. Mitokondria
Mitokondria
(mitochondrion’, plural: mitochondria’) atau kondriosom (chondriosome) adalah
organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup. Respirasi
merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau
tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah
“pembangkit tenaga” bagi sel.
Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan.
Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan.
Mitokondria
mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran
dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering
disebut dengan cristae. Di dalam Mitokondria terdapat ‘ruangan’ yang disebut
matriks, dimana beberapa mineral dapat ditemukan. Sel yang mempunyai banyak
Mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.
Keberadaan
mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang mengatakan bahwa pada
tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan prokariot (bakteri)
[Margullis, 1981]. Kemudian keduanya mengembangkan hubungan simbiosis dan
membentuk organel sel yang pertama. Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan
bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya.
Hipotesis ini
ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria
menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri
menjadi dua. Hal yang utama adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar.
Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda
dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih
mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti
sel eukariot [Cooper, 2000].
Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
L. Badan Mikro
(Peroksisom & Glioksisom)
Peroksisom adalah
kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisi berbagai enzim dan
yang paling khas ialah enzim katalase. Katalase berfungsi mengkatalisis
perombakan hydrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan produk
metabolism sel yang berpotensi membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam
perubahan lemak menjadi karbohidrat. Peroksisom terdapat pada sel tumbuhan dan
sel hewan. Pada hewan, peroksisom banyak terdapat di hati dan ginjal, sedang
pada tumbuhan peroksisom terdapat dalam berbagai tipe sel.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron biji padi-padian. Aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom sering ditemukan di jaringan penyimpan lemak dari biji yang berkecambah. Glioksisom mengandung enzim pengubah lemak menjadi gula. Proses perubahan tersebut menghasilkan energi yang diperlukan bagi perkecambahan.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron biji padi-padian. Aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom sering ditemukan di jaringan penyimpan lemak dari biji yang berkecambah. Glioksisom mengandung enzim pengubah lemak menjadi gula. Proses perubahan tersebut menghasilkan energi yang diperlukan bagi perkecambahan.
Perbedaan Sel Hewan
dan Sel Tumbuhan
Sel Hewan
1. tidak memiliki
dinding sel
2. tidak memiliki
plastida
3. memiliki lisosom
4. memiliki
sentrosom
5. timbunan zat
berupa lemak dan glikogen
6. bentuk tidak
tetap
7. pada hewan
tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit
Sel Tumbuhan
1. memiliki dinding
sel dan membran sel
2. umumnya memiliki
plastida
3. tidak memiliki
lisosom
4. tidak memiliki
sentrosom
5. timbunan zat
berupa pati
6. bentuk tetap
7. memiliki vakuola
ukuran besar, banyak
Transpor lewat
membran
Transpor lewat
membran dibedakan atas:
1. Transpor pasif,
tanpa bantuan energi dari sel (difusi dan osmosis)
2. Transpor aktif, dengan menggunakan energi dari sel (endositosis,
eksositosis dan pompa natrium kalium).Mekanisme Transpor Melalui M0embran
Setiap sel yang
hidup harus selalu memasukkan materi yang diperlukan dan membuang sisa-sisa
metabolismenya. Untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion di dalam sitoplasma,
sel juga selalu memasukkan dan mengeluarkan ion-ion tertentu. pengaturan keluar
masuknya materi dari dan menuju ke dalam sel sangat dipengaruhi oleh
permeabilitas membran.
Bagian dalam lapisan
lipid bilayer bersifat hidrofobik, sehingga tidak dapat ditembus oleh
molekul-molekul polar dan substansi yang larut dalam air. Transpor
materi-materi yang rarut dilam air dan bermuatan diperankan oleh protein
integral membran. Transpor molekul – molekul kecil .
1. Transpor Molekul
– Molekul Kecil
Pengangkutan
molekul-molekul kecil melalui membran dilakukan secara pasif (transpor pasif)
maupun secara aktif (transpor aktif). Kedua macam transpor ini dilakukan secara
terpadu untuk mempertahankan kondisi intraseluler agar tetap konstan.
a) Transpor pasif
Dapat berlangsung
karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua sisi membran. Pada
transpor pasif tidak rnemerlukan energi rnetabolik. Transpor pasif dibedakan
menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau
difasilitasi (facilitated diffusion), dan osmosis.
l) Mekanisme difusi
Difusi merupakan
proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga
mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),d ifusi melalui saluran
yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed),
dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi sederhana
melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau
bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel
terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K
serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga
sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari
protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan
molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat
melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam
amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus
membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter
untuk dapat menembus membrane.
Proses masuknya
molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi difasilitasi.
2) Mekanisme Difusi
dan Difasilitasi
Difusi difasiltasi
(facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui membran plasrna yang
melibatkan protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter
tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau
molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki
protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa
diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam
sel.
Protein transporter
untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak
dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk
diubah menjadi energy.
3) Mekanisme osmosis
Osmosis adalah
proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang
konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya
rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel.
Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika
dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua
Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat
terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif
permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau
berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput
permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi
airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput
selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi
dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .
Sebagai larutan
hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam
sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel,
konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan
sebagai larutan hipotonis.
Apakah yang terjadi
jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam suatu
tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan
isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada
larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan
mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan
sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan
hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri
karena sei hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel
tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya
membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hew’an/sel darah merah dalam
larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah
mengalami krenasi
sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.
b. Transpor aktif
Pada transpor aktif
diperlukan adanya protein pembawa atau pengemban dan memerlukan energi
metabolik yang tersimpan dalam bentuk ATP. selama transpor aktif, molekul
diangkut melalui gradien konsentrasi. Transpor aktif dibedakan menjadi dua,
yaitu transpor aktif primer dan sekunder.
Transpor aktif
primer secara langsung berkaitan dengan hidrolisis ATP yang akan menghasilkan
energi untuk transpor ini. contoh transpor aktif primer adalah pompa ion Na-
dan ion K+. Konsentrasi ion K+ di dalam sel lebih besar dari pada di luar sel,
sebaliknya konsentrasi ion Na+ diluar sel lebih besar daripada di dalam sel.
Untuk mempertahankan
kondisi tersebut, ion-ion Na- dan K+ harus selalu dipompa melawan gradien
konsentrasi dengan energi dari hasil hidrolisis ATP. Tiga ion Na+ dipompa
keluar dan dua ion K+ dipompa ke dalam sel. Untuk hidrolis ATP diperlukan
ATP-ase yang merupakan suatu protein transmembran yang berperan sebagai enzim.
Tranpor aktif
sekunder merupakan transpor pengangkutan gabungan yaitu pengangkutan ion-ion
bersama dengan pengangkutan molekul lain.
source:http://thinkquantum.wordpress.com/2009/12/08/struktur-organel-sel-hewan-tumbuhan/
1 komentar:
d paragraf nah plizzz COEG!!!
Posting Komentar