Sumber : ht
tp://www.scribd.com/doc/12878882/Sistem-Reproduksi
Sisten reproduksi
pria dan wanita
A.Sistem
reproduksi pria
meliputi organ-organ reproduksi,
spermatogenesis dan hormon pada pria.
Organ
Reproduksi
Organ reproduksi pria terdiri atas
organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
1.Organ
Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri
atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.-
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval
dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang(testes
= jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri
dan kanan dibatasi olehsuatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan
otot polos.Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma
dan hormon kelamin jantan yangdisebut testoteron.-
Saluran
Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ
reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran
ejakulasidan uretra.
Epididimis
Epididimis merupakan saluran
berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis
berjumlahsepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara spermasampai sperma menjadi matang dan bergerak
menuju vas deferens.
Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma
(duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas danmerupakan
lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung
salurannya terdapat didalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai
saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menujukantung semen atau kantung
mani (vesikula seminalis).
Saluran
ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran
pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran
ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir
reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai
salurankelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin
dari kantung kemih.
Kelenjar
Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran,
terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan olehkelenjar
asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
pergerakakansperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri
dari vesikula seminalis, kelenjar prostatdan kelenjar Cowper .
Vesikula
seminalis
Vesikula seminalis atau kantung
semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang
kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar
prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian
atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar
prostatmenghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsunganhidup sperma.
Kelenjar
Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar
bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra.Kelenjar
Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
Organ
Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri
dari penis dan skrotum.
Penis
.Penis terdiri dari tiga rongga yang
berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas
berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian
bawah yang berupa jaringan spons korpusspongiosum yang membungkus uretra.
Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya
banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu
rangsangan,rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi
tegang dan mengembang (ereksi).
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan
kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang,yaitu
skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehinggadapat mengerut
dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari
penerusanotot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini
bertindak sebagai pengatur suhu lingkungantestis agar kondisinya stabil. Proses
pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil,yaitu
beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di
dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesismencakup
pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional.
Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudiandisimpan di
epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan
jaringan epiteliumgerminal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat
spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulusseminiferus terdapat di dalam
ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung
sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yangdisebut spermatogonia
(spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan
luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.Spermatogonia terus-menerus
membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari
spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu
untuk membentuk sperma.Pada tahap pertamaspermatogenesis, spermatogonia yang
bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul
di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia
tipe Amembelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah
beberapa kali membelah, sel-selini akhirnya menjadi spermatosit primer yang
masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu,setiap spermatosit
primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang
bersifathaploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis
membentuk empat buah spermatid.Spermatid merupakan calon sperma yang belum
memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23kromosom yang tidak
berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa
(sperma).Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. Ketika
spermatid dibentuk pertama kali,spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma,akan terlihat bentuk
yang terdiri dari kepala dan ekor.Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal
dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaandi ujung kepala
sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung
enzimhialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan
pelindung ovum.Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian
tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi
sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.Semua tahap spermatogenesis
terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khususuntuk
menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis
Hormon pada
Pria
Proses spermatogenesis distimulasi
oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH(Follicle
Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
estoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel
Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagitahap
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis
untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH
(Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis
anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresitestoteron
FSH (Follicle
Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel
kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpastimulasi
ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel
sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi
suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen
serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon
ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon
Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk
mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secarakhusus
meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Gangguan pada
Sistem Reproduksi PriaHipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan
fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, sepertihormon
androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan
tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi
hormon.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari
satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalamskrotum pada
waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human
chorionicgonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga,
dilakukan pembedahan.UretritisUretritis adalah peradangan uretra dengan gejala
rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organismeyang paling sering
menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau
virusherpes.ProstatitisProstatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat
berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan
bakteri.EpididimitisEpididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada
saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitisadalah E. coli dan
Chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada
testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa
dapatmenyebabkan infertilitas
B.SISTEM REPRODUKSI
WANITA
Sistem reproduksi wanita meliputi
organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi,
kehamilan, persalinan dan laktasi.
1.Organ
Reproduksi
Organ reproduksi wanita terdiri dari
organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ
reproduksi dalam
Organ reproduksi dalam wanita
terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin).
Ovarium
Ovarium (indung telur) berjumlah
sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 - 4 cm. Ovarium berada didalam rongga
badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28
hari. Ovumyang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi.Fungsi
ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan
progesteron.
Saluran
reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin)
terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
Oviduk
Oviduk (tuba falopii) atau saluran
telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjangsekitar 10
cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada
infundibulumterdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum
yang dilepaskan oleh ovarium. Ovumyang ditangkap oleh infundibulum akan masuk
ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dariovarium menuju uterus.
Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau
rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang
berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut
serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsisebagai tempat perkembangan
zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa
lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan
endometrium. Lapisan endometrium(dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel
dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan
pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan
ovum dariovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari
saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara padavulva. Vagina
memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput
berlendir, bagiantengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan
ikat berserat. Selaput berlendir (membranmukosa) menghasilkan lendir pada saat
terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh
kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat
elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan
dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
Organ
reproduksi luar
Organ reproduksi luar pada wanita
berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelaminwanita. Vulva
terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan
terluar darivulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas
daerah ini mulai ditumbuhi oleh rambut.Di bawah mons pubis terdapat lipatan
labium mayor (bibir besar) yang berjumlah sepasang. Di dalam labiummayor
terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang juga berjumlah sepasang.
Labium mayor dan labiumminor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium
mayor dan labium minor pada bagian ataslabium membentuk tonjolan kecil yang
disebut klitoris.Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan
penis pada pria. Meskipun klitoris secarastruktural tidak sama persis dengan
penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoristerdapat
banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.Pada vulva bermuara dua
saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina).
Pada
daerah dekat saluran ujung vagina
terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa
yang banyak mengandung pembuluh darah.
2.Oogenesis
Oogenesis merupakan proses
pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium(oogonia =
jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau
23 pasangkromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis
membentuk oosit primer.Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di
dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam
kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah
secarameiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak
dilanjutkan sampai bayi perempuantumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami
pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaanistirahat (dorman).Pada
saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta
oosit primer. Ketikamencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar
200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oositlainnya mengalami degenerasi selama
pertumbuhannya.Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami
perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap
pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua selyang tidak
sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar)
yang disebutoosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut
badan polar pertama (polosit primer).Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan
tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oositsekunder tidak
langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi
ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami
degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk,meiosis II pada oosit
sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder
akanmenghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut
badan polar kedua (polositsekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi
dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang
akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.Oosit dalam
oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan
sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk
menyediakan sumber makanan bagi oosit.Folikel juga mengalami perubahan seiring
dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hinggaterjadi ovulasi.
Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama
tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi
folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder,folikel sekunder
berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier
berkembang menjadifolikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder
lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadikorpus luteum. Jika tidak
terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.
3.Hormon pada Wanita
Pada wanita, peran hormon dalam
perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebihkompleks
dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses
reproduksi adalahdalam siklus menstruasi.
Siklus
menstruasi
Menstruasi (haid) adalah pendarahan
secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasanendometrium.
Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi
sekitar 28 hari.Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut
ovulasi, yang berkaitan dengan adanyakerjasama antara hipotalamus dan ovarium.
Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang
mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.Untuk mempermudah penjelasan mengenai
siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yangsangat penting, yaitu
ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk
periode atausiklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14
terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus
menstruasi dikelompokkan menjadi
empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi,
fase pasca-ovulasi.
Fase
menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum
tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi
hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron
menyebabkan lepasnyaovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium).
Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometriumsobek atau meluruh, sehingga
dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang
mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase
menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume
darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.
Fase
pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir
siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin.Gonadotropin
merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan
folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer.
Folikel primer dan oosit primer akan tumbuhsampai hari ke-14 hingga folikel
menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya.Selama
pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen
menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding
dalam uterus dan endometrium. Peningkatankonsentrasi estrogen selama
pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir
yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat
asam pada serviks agar lebihmendukung lingkungan hidup sperma.
Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi
atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatankadar
estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau
penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan
konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskanLH. LH merangsang pelepasan
oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu
saatterjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi
oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Fase
pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de
Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSHakan
berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi
estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan
hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteronmendukung kerja estrogen dengan
menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan
menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga
merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada
payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut bergunauntuk
menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau
kehamilan.Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari
ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus
luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memilikikemampuan
produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen
dan progesteronakan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk
melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehinggafase pasca-ovulasi akan tersambung
kembali dengan fase menstruasi berikutnya.
4.Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi
saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma.Fertilisasi
umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum
sperma dapatmemasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus
berlapis-lapis sel granulosa yang melekat disisi luar oosit sekunder yang
disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan
sesudahkorona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di
sebelah dalam korona radiata, berupa
glikoprotein yang membungkus oosit
sekunder.Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit
sekunder saling mengeluarkanenzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi
aktivitas yang saling mendukung.Pada sperma, bagian kromosom
mengeluarkan:hialuronidaseEnzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada
korona radiata.
akrosin
Protease yang dapat menghancurkan
glikoprotein pada zona pelusida.
antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder
sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.Oosit sekunder juga
mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein
denganfungsi :
•
Mengaktifkan sperma agar bergerak
lebih cepat.
•
Menarik sperma secara kemotaksis
positif.
•
Mengumpulkan sperma di sekeliling
oosit sekunder.Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel
granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu
yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya.Adanya
penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit
sekunder , sehingga dariseluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II
dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yangdisebut inti oosit sekunder.Segera
setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan
membesar.Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang
mengandung 23 kromosom(haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom
(haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan23 pasang kromosom (2n) atau 46
kromosom.
5.Gestasi
(Kehamilan)
Zigot akan ditanam (diimplantasikan)
pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus, zigotmembelah secara mitosis
berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama
besarnya,dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.Morula akan
terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan
rongga didalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari
sel-sel bagian luar dan sel-sel bagiandalam.
Sel-sel bagian
luar blastosit
Sel-sel bagian luar blastosit
merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada
uterus.Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang
berfungsi sebagai kait. Sel-seltrofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik
yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-selendometrium. Cairan dan
nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh
sel-seltrofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas
beserta sel-sel lain di bawahnya akanmembelah (berproliferasi) dengan cepat
membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.Berbagai macam membran kehamilan
berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi
danfungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu,
adanya lapisan-lapisan membranmelindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari
luar, termasuk kekeringan.
Sakus
vitelinus
Sakus vitelinus (kantung telur)
adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari
perluasanlapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus
merupakan tempat pembentukan sel-seldarah dan pembuluh-pembuluh darah pertama
embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblasmembentuk korion
Korion
Korion merupakan membran terluar
yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion
(jonjot- jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah
emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di
dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringanendometrium uterus membentuk
plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.
Amnion
Amnion merupakan membran yang
langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion(ketuban).
Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk
menjaga embrioagar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari
perubahan suhu yang drastis serta guncangandari
luar.AlantoisAlantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari).
Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus
ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zatmakanan
dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida
dan urea untuk dibuang oleh ibu.
Sel-sel bagian
dalam blastosit
Sel-sel bagian dalam blastosit akan
berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada embrioblas terdapatlapisan
jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam
(endoderm). Permukaanektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan
tengah (mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisantersebut akan berkembang menjadi
berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8.Ektoderm
akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang,
otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin.
Endoderm akan membentuk organ-organ yang berhubungan langsung dengan sistem
pencernaan dan pernapasan.Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat
sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagaiorgan dan pertumbuhan tubuh
yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.
6.Persalinan
Persalinan merupakan proses
kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih
pekasampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan.
Penyebab peningkatan kepekaan danaktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi
yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis.Hormon-hormon
yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin,
prostaglandin danrelaksin.
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh plasenta
yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen berfungsiuntuk
kontraksi uterus.
Oksitosin
Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis
ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
Prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh
membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan
intensitaskontraksi uterus.
Relaksin
Relaksin dihasilkan oleh korpus
luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk relaksasi
ataumelunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah
persalinan.
7.Laktasi
Kelangsungan bayi yang baru lahir
bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu
(laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum
kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringanadiposa (jaringan lemak) serta
suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktuskelenjar)
yang belum berkembang.Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu
dirancang oleh mammotropin. Mammotropin
merupakan hormon yang dihasilkan
dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada jugasejumlah
besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem
saluran-salurankelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan
kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar. Walaupun
estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar
payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk
mencegah sekresidari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang
berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan
oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat
dariminggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta
mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga
memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari
hipofisis ibu.
Gangguan pada
Sistem Reproduksi WanitaGangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder.Amenore
primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau
tanpa perkembanganseksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi
selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yangtengah mengalami siklus
menstruasi.
Kanker
genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat
terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.
Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui
penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang
diantaranyadisebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi
dan bedah laser.
Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana
sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks.Penanganannya
dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina
dankelenjar limfe panggul.
Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang
tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsisaluran
pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat
dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana
jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh disekitar
ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.Gejala
endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa
menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit
terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian
obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.Infeksi vaginaGejala awal infeksi
vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita
usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama
bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri
0 komentar:
Posting Komentar